Sabtu, 23 November 2013

Komunitas: Lebih dari sekadar keinginan hati

Tak sengaja kalimat 'komunitas lebih Dari sekadar keinginan hati' kubaca pada saat kebaktian di Rumah Ibadah beberapa Minggu lalu dan sangat mendorong hasratku untuk menulis setelah selain lama tidak menulis...

Pada awalnya saya tidak menyadari bahwa ketika saya terjun dalam suatu Komunitas maka Akan banyak waktu yang akan kulaluii dalam komunitas, apalagi Jika dalam Komunitas tersebut adalah sesuatu yang sangat Kita sukai dan kita sangat menikmatinya.

Menjadi bagian dari suatu Komunitas tentunya bukan perkara mudah. Ada Harapan dan ada keinginan. Harapan dan keinginan adalah sesuatu yang berbeda. Keinginan adalah berasal dari sesuatu hal atau suatu peristiwa, seperti keinginan untuk menjadi kaya, keinginan naik pangkat, keinginan untuk dihormati dan yang setaraf dengan itu semua. Harapan kebanyakan tidak sesuai dengan keinginan.

Banyak hal yang saya pelajari dalam komunitas terkait Harapan dan Keinginan. Membangun suatu Komunitas tidak sekadar keinginan hati adalah benar karena ketika kita terjun dalam komunitas yang sudah menjadi 'part of life' maka kita akan menekan segala keinginan hati dan mengarah pada harapan untuk kebaikan bersama, harapan dimana komunitas dapat semakin berkembang maju untuk mendatangkan kebaikan semua orang.

Dalam suatu komunitas dibutuhkan kerelaan, rela meluangkan waktu, rela menerima kritikan dan rela menyisihkan sebagian dana pribadi. Lakukanlah hal-hal yang menyenangkan dalam Komunitas anda, karena setiap orang yang melakukan sesuatu yang menyenangkan membuat mereka bahagia, sehat dan optimis dalam menjalani hidup.


Jumat, 12 April 2013

Doa seorang pengemis

Pada hari itu seperti biasa, aku berangkat pagi-pagi menuju ke tempat aktifitas.
Macet tentu saja sudah menjadi sesuatu yang dihadapi pada jam-jam sibuk di Jakarta sebagai Ibu kota yang sangat padat.

Dipojok lampu merah aku melihat seorang bapak yang sudah tua renta membawa suling meminta-minta disetiap mobil yang berhenti. Tak ada satupun mobil yang membuka kacanya untuk memberikan sesuatu. Dia tetap meniupkan sulingnya sampai seseorang yg didalam mobil mengangkat tangannya yang berarti tidak bersedia untuk memberikan sesuatu kepada bapak itu.

Perawakannya sangat kurus, baju seadanya dan terlihat seperti kurang tidur dan mungkin belum makan. Saat seperti ini dalam pikiranku apakah ada pekerjaan yang layak buat dia?
Sudah tua renta dan mungkin sakit-sakitan. Berjualanpun tentunya membutuhkan modal atau mungkin bapak itu masih menanggung kehidupan orang lain dirumahnya.

Entahlah....
Pada saat itu kok bisa-bisanya aku memikirkan bapak tua itu....

Tibalah dia disamping pintu mobilku. Seperti ada yang menggerakkan tanganku, aku keluarkan selembar uang dan memberikannya kepada bapak tua itu.

Mungkin itu hal yang biasa ketika kita memberikan sesuatu pada pengemis dan biasanya pengemis tersebut pergi begitu saja tanpa mengucapkan kata terima kasih atau apapun.

Bapak tua itu sigap menerima uang dariku, berdiri sejenak dan berdoa untukku dengan menyebutkan doa yang sangat indah. Aku sempat terkejab dengan doa yang diucapkan, sangat tulus...

Dalam pikiranku, begitu miskinnya bapak tua itu namun ia memiliki kekayaan hati. Mungkin dia sangat lapar namun perutnya yang lapar tidak membuatkan lupa berterima kasih dengan uang yang dia terima yang tidak seberapa, yang menurut dia cukup untuk mengganjal perutnya yang lapar itu.

Apa yang dapat aku petik dari kejadian ini??

Sebagai manusia sudah sepatutnya kita banyak bersyukur dengan apa yang kita terima. Harta dan kekayaan membuat kita lupa untuk bersyukur dan lupa untuk berbagi kepada sesama.

Hal paling kecil adalah keluarga, dengan segala kesibukan kita untuk mencari hal-hal duniawi waktu semakin kurang untuk berkata ''Terima Kasih Tuhan' serta saling mendoakan keluarga dan sesama.

Bapak tua yang miskin ini dapat bersyukur atas apa yang dia terima (yang tidak seberapa) dengan mendoakan orang lain...

Selamat berakhir pekan sahabat, semoga anda mendapatkan hal-hal indah dalam kehidupan anda, bersyukur disetiap waktu dan saling berbagi dengan tulus...

AM@Iwita